Tadi pagi, mas Adam, adek Dinda dan Bapak main sepedaan. Pulangnya, di tanjakan mau masuk gerbang, bapak udah nggak kuat mboncengin Adek. Mas Adam masih terus sampai ujung tanjakan, karena sepedanya bisa disetel ke gir paling ringan. Mas Adam turun dari sepeda, nunggu Bapak dan Adek.
Istirahat dulu di ujung tanjakan.
Sambil istirahat, Bapak nanya ke Adek, "Dek, mau pahala nggak Dek?".
"Emang ngapain?", tanya Adek.
"Ngasih uang ke bapak itu", kata bapak sambil ngarahin muka ke bapak-bapak tua yang sedang minta-minta di pinggir jalan, yang tadi kelewatan sewaktu nuntun sepeda di tanjakan.
"Emang Bapak bawa uang?", tanya Adek lagi.
"Ada nih,...", jawab bapak sambil ambil uang di tas kecil tempat kamera.
Adek jalan ke arah bapak-bapak tua, dengan membawa uang. Agak lama juga, lumayan adek jalannya. Uang sudah dikasih ke bapak-bapak tua, Adek masih belum kembali.
Bapak udah mikir, jangan-jangan Adek minta kembalian. Akhirnya Bapak megang sepeda, ngajak mas Adam untuk jalan, agar Adek segera kembali. Adek masih tetap diam, di kejauhan bersama bapak-bapak tua itu.
Akhirnya Adek lari ke arah Bapak dan mas Adam. Bapak langsung nanya ke Adek, "Kenapa sih Dek? kok lama?".
Sambil naik bonceng depan, Adek bilang, "Adek itu tadi, waktu mau balik, malah dipanggil, -sebentar neng-, kata bapak itu".
"Emang terus ngapain Dek?", tanya Bapak penasaran.
"Adek didoain!", jawab Adek.
"Emang Adek dapat doa apa?", tanya bapak lagi.
"Al Fatihah, terus nggak tahu doa apa tengah nya, nggak begitu jelas. Terus doa yang Nabi Muhammad kalau terakhir-terakhir doa itu lho Pak?", adek mencoba menjelaskan.
"Emang Nabi Muhammad, kalau akhir-akhir doa apa? Robbana atina?", tanya Bapak lagi.
"Iya", tutup Adek.
No comments:
Post a Comment